VIVAnews - Dalam sebuah konferensi, William Shelton,
pimpinan US Air Force Space Command mengungkapkan kekhawatirannya
seputar bertambahnya jumlah sampah luar angkasa buatan manusia.
“Angkanya
terus meningkat. Sekarang ini sudah lebih dari 50 negara yang terlibat
dalam eksplorasi ruang angkasa,” kata Shelton, seperti dikutip dari Space, 10 Mei 2011. “Saat ini, lebih dari 20 ribu benda tak terpakai berada di ruang angkasa,” ucapnya.
Saat
ini, kata Shelton, pihaknya terus memantau secara rutin pertumbuhan
sampah-sampah ruang angkasa. “Melihat tren pertumbuhannya, diperkirakan
angka itu akan naik tiga kali lipat pada tahun 2030,” ucapnya. “Padahal,
kemungkinan jumlah sampah itu 10 kali lebih banyak karena sensor yang
kami punya saat ini tidak mampu melacak seluruh sampah yang ada,” ucap
Shelton.
Yang mengerikan, sebut Shelton, benda-benda yang menjadi
sampah tersebut sangat berbahaya. “Mereka bisa merusak sistem luar
angkasa militer, sistem luar angkasa sipil, satelit komersial, dan
lain-lain,” ucapnya. “Tak ada yang kebal dari ancaman yang ada di orbit
saat ini,” kata Shelton.
Menurut Marshall Kaplan, pakar
puing-puing ruang angkasa dari Space Department, Johns Hopkins
University, sampah luar angkasa yang berada di orbit rendah bumi telah
terakumulasi sejak 50 tahun belakangan. Penambahan terakhir adalah,
sisa-sisa pengujian Anti-Satellite (ASAT) milik China pada tahun 2007.
“Satu
uji coba ini telah meningkatkan jumlah objek puing-puing sekitar 35
persen,” kata Kaplan. “Parahnya, lokasinya berada di ketinggian 865
kilometer, kawasan terpadat di mana satelit umumnya mengorbit,” ucapnya.
Kasus
lain, pada Februari 2009, satelit Iridium 33, satelit komunikasi milik
AS bertabrakan dengan Cosmos, pesawat ruang angkasa Russia yang sudah
tidak terpakai, di ketinggian yang serupa dengan uji coba ASAT milik
China. Akibatnya, pecahan puing-puing makin berserakan.
“Hasil
dari peluncuran satelit selama 50 tahun terakhir serta dua kejadian
tersebut, kini kawasan di antara ketinggian 700 kilometer sampai 1300
kilometer terdapat jutaaan puing-puing berukuran mulai dari beberapa
milimeter hingga beberapa meter,” ucap Kaplan.
Sayangnya, kata
Kaplan, pertumbuhan jumlah sampah ini tidak bisa dibalik. Upaya
pembersihan ruang angkasa akan menjadi terlalu mahal. “Saat ini tidak
ada yang bisa kita lakukan. Kita tidak punya dana yang cukup,
teknologinya belum ada, dan belum ada kerjasama. Tidak ada yang ingin
membiayai upaya itu,” ucap Kaplan.
Kaplan menambahkan,
pembersihan luar angkasa merupakan ‘industri yang terus tumbuh’ namun
tidak ada yang ingin mengerjakan. “Selain itu, secara politik, itu juga
tidak menguntungkan,” ucapnya.
20 contoh layout website yang dibuat dengan PhotoShop
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar